New normal dalam dunia pendidikan mengharuskan kita untuk sedikit mulai melupakan kebiasaan lama seperti deretan meja di ruang kelas, membawa tas besar berisi buku pelajaran, ujian publik, dan kebiasaan pendidikan tradisional lainnya. Anda tidak perlu menghapus pendidikan karena ada pandemi karena Anda masih bisa membangun pendidikan dengan beradaptasi pada new normal.
Kita tahu, saat ini banyak orang di Indonesia tampaknya menghubungkan pembelajaran online dengan new normal, pandemi, PSBB maupun Lockdown. Padahal, pembelajaran online sangat penting untuk dilakukan agar pendidikan tidak pernah berhenti. Karena, tanpa ada pandemi pun, pelajar kini sudah membutuhkan metode pembelajaran online, yang artinya ada lebih banyak aspek yang harus diperhatikan dalam mendefinisikan new normal dan e-Learning. Di sini, kami akan memberikan sedikit wawasan mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan bagi Anda yang baru memulai e-Learning dikarenakan pandemi COVID-19 untuk memudahkan transisi ke new normal.
1. Pergeseran ruang belajar, dari ruang publik ke ruang pribadi
Metode pembelajaran saat ini sudah bisa dilakukan di rumah, di dalam ruangan pribadi pelajar. Transisi ini telah terjadi sejak dimulainya era baru dalam dunia internet yang dikenal dengan Web 2.0 (tahap kedua pengembangan Internet, terutama diawali dengan konten yang dibuat pengguna di media sosial). Kini, semua pelajar dapat mengikuti pembelajaran melalui perangkat pribadi (laptop/handphone) tanpa harus pergi ke sekolah secara fisik. Artinya, pelajar tidak terputus dari komunitas pembelajaran seperti disekolah, mereka hanya mengubah saluran komunikasi dari face to face menjadi virtual.
2. Pergeseran metode penyampaian pembelajaran
Dalam kelas tradisional, semua pelajar akan diajarkan hal yang sama. Mereka mendengarkan materi mata pelajar yang sama, melakukan kegiatan yang sama di kelas, dan menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang sama. Pada akhir semester, semua pelajar akan mengikuti ujian yang sama dan akan dievaluasi berdasarkan penilaian yang sama. Sedangkan pelajar memiliki kepribadian yang berbeda, yang berarti pengajar perlu mengajar setiap pelajar secara unik untuk memenuhi kebutuhan dan minat mereka. Tujuan akademik tiap pelajar tentu tetap sama untuk sekelompok pelajar tetapi pelajar secara individual mereka dapat maju melalui kurikulum dengan kecepatan yang berbeda dan menggunakan sumber daya yang berbeda berdasarkan kebutuhan belajar khusus mereka sendiri.
3. Pergeseran tanggung jawab dalam proses belajar mengajar
Sekarang pembelajaran terjadi di ruang pribadi pelajar itu sendidi, karena mereka sudah bisa sekolah dan belajar di rumah, anggota keluarga menjadi sosok penting dalam proses belajar mengajar ini. Hal yang sebelumnya di bebankan pada pengajar kini orang tua memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan pembelajaran. Seluruh anggota keluarga dapat bertindak sebagai fasilitator pembelajaran, memberikan bimbingan dan bantuan untuk membuat proses belajar menyenangkan bagi pelajar.
Ilustrasi (c) Unsplash.com