Seringkali, kita mengasumsikan bahwa membuat pelajaran e-Learning adalah tugas yang mudah dan dapat diselesaikan oleh seorang pengajar dengan cara yang sama atau bahkan lebih sedikit upaya dibandingkan dengan rencana pembelajaran tradisional. Namun, asumsi ini ternyata keliru. Ada begitu banyak keputusan yang harus dibuat dan tugas yang harus dikerjakan, sehingga semuanya bisa dengan cepat menjadi rumit. Namun, dengan perencanaan yang matang, pelatihan, kesabaran, dan latihan yang tepat, persiapan pembelajaran e-Learning, atau kadang-kadang dikenal sebagai pembelajaran jarak jauh, bisa menjadi lebih efisien dan mudah dicapai. Apa yang harus dilakukan oleh seorang pengajar untuk mencapai hal tersebut?
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran dan Keterampilan
Tujuan pembelajaran harus didefinisikan dengan jelas dan diuraikan untuk para pelajar. Tujuan ini harus mudah dimengerti dan relevan. Sebelumnya, pengajar sering kali memiliki rencana pelajaran tertulis yang digunakan sebagai panduan untuk mereka sendiri, tanpa perlu dibagikan kepada para pelajar. Namun, dalam konteks pembelajaran e-Learning, di mana pengajar dan pelajar tidak selalu bertemu secara langsung, penting bagi pelajar untuk memiliki panduan yang jelas untuk progres mereka. Oleh karena itu, pengajar harus dengan tegas menetapkan tujuan pembelajaran dan keterampilan yang akan mengukur pemahaman pelajar terhadap topik tersebut.
2. Gunakan Template Rencana Pembelajaran Online
Saat membuat materi e-Learning, tidak perlu menciptakan semuanya dari awal. Manfaatkan template pembelajaran online yang sudah ada untuk mempercepat proses pembuatan Anda. Template ini dapat membantu Anda membuat rencana pembelajaran yang terstruktur dan efektif. Hal ini sangat berguna, terutama untuk pengajar di tingkat sekolah dasar dan menengah, yang harus menciptakan lingkungan e-Learning yang belum ada sebelumnya.
3. Mendorong Diskusi
Saat mengajar di kelas fisik, pengajar dapat dengan mudah memulai diskusi dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada para pelajar. Namun, dalam lingkungan pembelajaran e-Learning, hal ini tidak selalu terjadi secara organik, tergantung pada cara penyampaian pelajaran. Untuk mengatasi hal ini, pengajar dapat memanfaatkan Learning Management System (LMS) sebagai alat untuk memfasilitasi dialog dan diskusi antara pelajar. Dengan LMS, Anda dapat membuat rangkaian diskusi di papan tulis dan mengharuskan pelajar untuk berpartisipasi. Dalam metode ini, pelajar pertama-tama harus mengirimkan tanggapan awal terhadap topik tertentu sebelum melanjutkan ke tanggapan pelajar lainnya. Dengan demikian, diskusi menjadi lebih terstruktur dan terarah. Platform seperti Brigthspace Indonesia menyediakan fitur diskusi online yang memudahkan komunikasi antara pengajar dan pelajar.
4. Komunikasi Teratur
Dalam pembelajaran e-Learning, interaksi tidak terjadi secara langsung. Pengajar mungkin tidak memiliki kesempatan untuk melihat pelajar setiap hari, bahkan tidak melihat mereka sama sekali. Oleh karena itu, komunikasi yang teratur sangat penting. Pengajar dapat meminta pelajar atau orang tua untuk berkomunikasi secara teratur melalui sistem LMS, memastikan bahwa pelajar mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan dan dapat mengatasi kesulitan dengan efisien.
5. Kreatif dalam Pembuatan Konten
Pembelajaran e-Learning tidak boleh monoton. Konten pembelajaran harus menarik dan menantang bagi pelajar. Pengajar dapat menggunakan berbagai alat, seperti kuis interaktif, untuk menguji pemahaman pelajar tentang materi yang diajarkan. Dengan membuat pembelajaran lebih interaktif, pelajar akan lebih tertarik dan bersemangat untuk mengikuti materi.