Revolusi Industri 4.0 sudah dimulai, namun bagaimana sikap kampus/sekolah dalam mempersiapkan lulusan yang bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang mereka harapkan? Percaya atau tidak, lulusan sekolah menengah dan lulusan dari universitas terbaik tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Pasalnya, kebanyakan lulusan yang ada tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan atau justru industri yang sesuai dengan pelajar masih sangat minim. Contohnya, jika pelajar mengambil jurusan game programming, tentu ini sangat baik untuk dirinya. Namun, di Indonesia masih sangat minim sekali perusahaan yang mengembangkan game dan ini menjadi masalah tersendiri bagi pelajar tersebut. Dari kondisi seperti ini, lantas apa yang harus dilakukan oleh pihak sekolah/kampus untuk memberikan solusi terhadap lulusan dari sekolah/kampus?
1. Mempersiapkan pelajar untuk menghadapi era digitalisasi
Revolusi industri 4.0 merupakan era di mana industri dan digitalisasi berbaur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Untuk itu, pihak se,kolah/kampus perlu mempersiapkan hal tersebut agar mahasiswa siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dengan menempatkan pekerjaan kognitif pada risiko, sebagian maupun seluruhnya. Karena, otomasi dan munculnya AI serta kemajuan teknologi dapat mempengaruhi kesempatan pelajar dalam mendapatkan pekerjaan.
2. Menghapus paradigma yang terjadi di kalangan pelajar
Karena fungsi pekerjaan berevolusi dalam paradigma baru, maka pihak sekolah/kampus harus mempersiapkan para pelajar pada keahlian yang memiliki relevansi terhadap revolusi industri generasi keempat ini. Keahlian relevan ini pun harus dapat disesuaikan dengan periode pendek maupun panjang.
3. Upskilling dan Reskilling
Peningkatan pada teknologi seperti AI dan otomasi membutuhkan upskilling dan reskilling yang sedang berlangsung untuk menggerakkan manusia pada rantai nilai. Maka dari itu, pihak kampus/sekolah juga harus siap untuk menghadapi kondisi ini dengan meningkatkan pula kemampuan pelajar agar mereka dapat mengimbangi kehadiran AI dan otomasi. Yang perlu diingat adalah setiap mesin juga membutuhkan manusia untuk beroperasi. AI juga tidak dapat mendorong perusahaan untuk membuat strategi. Kesiapan pelajar dalam menghadapi AI dan otomasi dan menguasainya dari sisi yang berbeda akan sangat membantu pelajar mendapatkan pekerjaan yang baik ditengah kondisi digital yang meraja lela.
Ilustrasi (c) Unsplash.com