Baru-baru ini viral di social media mengenai adanya usulan tentang sekolah yang dilakukan 3 hari. Jika kita berkaca pada sistem pendidikan tradisional, metode pendidikan semacam ini sepertinya memang tidak memungkinkan. Tetapi jika berkaca pada informasi yang dirilis oleh Anglo.info, pelajar di Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 40 jam dalam sepekan (5-6 hari sekolah). Ini tentu memiliki jumlah jam yang sangat besar jika dibandingkan dengan negara-negara lain di luar negeri. Di Kolorado misalkan, di sana pelajar hanya membutuhkan waktu belajar 4 hari.
Mengenai efektivitas pendidikan memang kita tidak bisa membandingkan pola pikir Indonesia dengan negara lain. Akan tetapi, untuk menghasilkan hasil pendidikan yang lebih maksimal, pengurangan jam pelajaran di sekolah dan mengubah metode pendidikan dengan cara yang lebih efektif di era digital seperti saat ini perlu dilakukan. Mengurangi jumlah hari ke sekolah, bukan berarti pelajar tidak mendapatkan pendidikan lain. Seperti yang disebutkan oleh Kak Seto dalam klarifikasi yang diterbitkan oleh Kompas, pengurangan hanya dilakukan untuk di sekolah. Pembelajaran lain dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran homeschooling.
Homeschooling apakah bisa diterapkan di Indonesia? Tentu sangat bisa! Di era modern dengan teknologi digital yang kini sudah merambah dunia pendidikan, pengurangan jam belajar di sekolah bisa dilakukan oleh semua lembaga. Caranya adalah dengan menerapkan metode pendidikan e-Learning yang dapat diikuti oleh semua pelajar dengan bermodalkan gadget yang sudah mereka miliki baik itu smartphone maupun laptop/desktop.
Kehadiran sistem pembelajaran online (Learning Management System (LMS)) seperti yang disediakan oleh AkuBelajar.id, pihak sekolah sudah dapat menjalankan metode pendidikan homeschooling untuk para pelajarnya. Dengan metode pembelajaran seperti ini, maka pelajar tidak perlu lagi diharuskan datang ke sekolah selama 5-6 hari setiap minggunya. Lembaga sekolah dapat memberikan materi pendidikan yang lebih mudah dengan sistem LMS. e-Learning membuka jalan bagi para pelajar untuk tidak terpaut harus datang ke sekolah setiap hari. Bahkan, dengan sistem pendidikan e-Learning ini pula, pelajar dapat mengikuti pelajaran dengan metode berbeda dan interaktif yang dapat membuat pendidikan menjadi lebih menyenangkan.
Akan tetapi, hal ini juga perlu kajian ulang. Setiap sesuatu yang baru akan menimbulkan berbagai macam reaksi. Kami harap, apapun hasilnya nanti, pendidikan dengan menggunakan metode e-Learning di Indonesia tetap bisa dijalankan agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik.
Ilustrasi (c) Unsplash.com